26 September 2007

Suzuki Skywave 125

( sumber : M+ )

Konsistensi Suzuki yang tidak mau sekadar ganti baju terus berlanjut. Termasuk pada jenis skubek. Lepas generasi Spin 125, Suzuki hadirkan Suzuki Skywave 125 yang jauh beda dengan skubek pendahulunya. Ini sekelas Yamaha Nouvo atau Honda Airblade.

Skywave berbodi lebih bongsor dibanding Spin 125. Cita rasa kemewahan lebih terbangun. Aroma industrial dipadu rancak dengan roh futuristik. Tampak pada bentuk lekuk kaku dan tegas pada setiap siku detilnya. Seperti pada batok lampu, bagian sekitar kunci dan bentuk batok lampu. Sementara secara total desain, lekuk yang terbangun aerodinamis menunjukan cita rasa futuristik kental.

Secara umum, Suzuki tampak ingin menjembatani pecinta skubek fungsi dan penggemar style. Skubek yang justru menggunakan ukuran ban ring 16 itu, mendekati bentuk bebek yang sudah laris manis di Tanah Air.

Secara fungsi, skubek yang punya panjang 1,935 m, dan lebar 67 cm serta tinggi 1,07 m itu, akan lebih leluasa buat pengguna menerobos berbagai medan. Kan bukan cuma rodanya saja yang lebih besar. Tapi, secara umum juga lebih gambot dibanding Spin 125.

Pengembangan teknologi tidak hanya pada bentuk luar. Lihat saja karburatornya. Meski punya ukuran sama dengan Spin 125, karbu Skywave dilengkapi dengan filter penyaring udara sebelum menuju neddle valve. Itu dimaksudkan agar udara yang masuk ke karbu benar-benar bersih dari air.

Lain lagi dengan desain filter udara luar dari ventury karburator. Dibuat gambot dan posisinya persis di atas CVT. Efek secara fisik, bentuk mesin keseluruhan jadi terlihat gambot, seirama dengan bentuk total skubek. Padahal, sih, itu bukan bagian dari mesin.

Lampu depan juga ikuti virus lampu bodi. Posisinya seperti mata elang yang ada di cover bodi depan. Memang, kelemahannya, arah pancar lampu kayak mobil. Yaitu mengikuti arah bodi bukan arah setang.

Tapi untuk kebutuhan style, tampilan jadi lebih keren. Estetikanya modernnya lebih masuk.

Unsur fungsional lainnya ditunjukan pada desain bagasi yang longgar. Bahkan, Em-Plus coba masukin helm fullface pun cukup!

Ini salah stau keunggulan yang ditawarkan skubek macam Skywave. Pengguna tidak bingung bawa barang bawaan. Tinggal cemplungin ke begasi, beres!

Virus kunci paket yang sudah diterap pada banyak produk motor juga diikuti Skywave. Kunci kontak yang dilengkapi dengan pengaman itu, sekaligus juga langsung membuka bagasi. Jadi, enggak repot buka kunci jok yang biasanya ada di samping.

Meski sama-sama berkapasitas 124 cc dengan bore x stroke 53,5 mm x 55,2 mm, Suzuki Skywave punya performa yang berbeda dibanding Spin 125. Terasa saat Em-Plus melakukan first ride di Tambun, Bekasi. Hentakan tenaga pada rpm awal jauh lebih smooth. Saat trothtle dibuka secara mendadak, respon tenaga tidak seperti Spin 125 yang lebih spontan.

Besar kemungkinan, perubahan diameter ban (Spin ring 14 inci, Skywave ring 16 inci). Juga bodi yang lebih berat (Spin 125=93 kg, Skywave=113 kg), diikuti perubahan juga pada desain girboks.

Menyeimbangi bentuk yang lebih gambot, tenaga tampaknya tidak dicurahkan pada putaran awal. Sebaliknya, tenaga jadi terus ngisi pada putaran atas. Tak heran, Skywave disebut punya tenaga maksimal 9,6 tenaga kuda pada 8.000 rpm. Sementara Spin 125 raih 9,5 tenaga kuda pada 7.500 rpm.

Artinya, wajar kalau Em-Plus merasa putaran bawah Skywave kalah galak dibanding Spin 125. Karena tenaga maksimalnya berada di rpm yang lebih tinggi. Pantas kalau di rpm tinggi, laju Skywave akselerasinya lebih bagus.

Secara handling, meski bodi lebih gede, kenyamanan khas skubek tetap terjaga. Posisi duduk dan letak kaki dirasa lebih nyaman. Begitu pula dengan boncenger. Kenyamanan menyerupai bonceng motor bebek. Posisi kaki dan luasnya jok tak seperti skubek pada umumnya.

Saat dicoba nge-brake secara mendadak, stabilitas motor juga terjaga. Komposisi sok belakang yang double sok dikombinasi cakram depan sangat membantu hal itu. Pendek kata, meski belum lakukan tes jarak jauh, Em-Plus berani pastikan, motor ini lebih nyaman untuk turing dibanding skubek yang ukurannya lebih kecil.

Bentuk baru skubek ini juga memudahkan pengendara meliuk. Selain stabilitas tetap terjaga, komposisi ban dan bodi memungkinkan rebah lebih rendah. Satu hal lagi, posisi duduk pengendara yang tepat diatas bagasi terasa sangat lebar. Kontur jadi lebih nyaman bagi pengendara.

DATA SPESIFIKASI

Dimensi
Panjang keseluruhan 1.935 mm
Lebar keseluruhan 670 mm
Tinggi keseluruhan 1.070 mm
Jarak antara as roda 1.285 mm
Jarak mesin ke tanah 140 mm
Berat kendaraan 113 kg
Mesin
Jenis 4 langkah SOHC
Sistem pendingin Pendingin Udara
Jumlah silinder 1 silinder
Diameter silinder 53,5 mm
Langkah piston 55,2 mm
Kapasitas silinder 124 cc
Perbandingan kompresi 9,6 : 1
Daya maksimum 9,6 PS/8.000 rpm
Torsi maksimum 1,0 kg.m/6.000 rpm
Karburator Mikuni BS26
Saringan udara Elemen kertas
Sistem starter Listrik dan engkol
Transmisi
Kopling Kering, Otomatis, tipe sentrifugal
Sistem penggerak V-belt otomatis
Rangka
Rangka Underbone
Suspensi depan Telespkopik, per spiral, Peredam oli
Suspensi belakang Lengan ayun, Per spiral, peredam oli
Rem depan Cakram hidrolis
Rem belakang Tromol
Ukuran ban depan 70/90-16m/c 36p
Ukuran ban belakang 80/90-16m/c 43p
Sistem Listrik
Sistem pengapian DC-cdi (digital) / spark Ignition
Busi NGK cr6hsa / nd u20fsr-u
Accu 12V (3,5 AH)/10 hr
Kapasitas
Utility box 17,7 liter
Tangki bahan bakar 4,7 liter
Tangki oli mesin 1000 ml

reporter/fotografer : sugeng/endro M+

----------------------------------------------------------------
Bagus bukan ? Sejauh ini gue masih terus survey tentang performa Suzuki secara umum, karena jika dilihat dari data yang ada Suzuki masih kalah kelas dalam hal penjualan dengan Honda dan Yamaha. Layanan purna jualnya pun seperti ketersediaan bengkel resmi menjadi patokan utama jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan varian skubek ini.

Overall, style nya lah yang sanggup menyilaukan mata gue untuk mencoba matic yang satu ini. Dalam iklannya matic ini berjuluk ULTIMATIC. Benar tidaknya ya harus menunggu gue mengendarainya :-)

9 komentar:

Anonim mengatakan...

hallo,

wah mantep nih, gw mo dikirm skiwav dari dealer (nyicil).

tapi gw masih deg degan, pake nih motor, pasalnya :

1. jakarta boo, ujan dikit, jalanan udah kayak rawa
2. belom kata BMG, bakal ada ujan trus trusan
3. waktu gw ke bandung, gw dari arah atas layang mo turun ke arah cipaganti, pas lampu merah cihampelas dibawah jalan layang, ujan deres, angin kenceng, itu aer dari arah atas cihampelas udah mirip sungai deres banget di jalanan, ojek yg gw tumpangin trobos arus air , sempet goyang, alhamduliah smash lawas kaga mati, motor laen, ninja berebet, suprx berebet, jupiter, eh pas mio bloim sampe tengan jalan udah mati terpaksa orang2x pd bantuin tarik mundur (bukan didorong, gw gak ngarti) supya gak nambah macet. pokoke yg matic, tewas mesinya.
4. posisi aki ada di bawah kaki, gw liat di dealer pas di bonkar.

udah telanjur acc cicilannya, mungkin bro bro ada yg bisa kasih spirit untuk make matic, abis slama ini gw pake glpro, shogun, suprax lawas, masih tangguh ngadepin banjir sbatas ban.

salam

Anonim mengatakan...

maksud gw bukan sebatas ban. tapi udah setengah ban, sok depan udah hampir/kena.

Anonim mengatakan...

Yah klo banjir si ampir smua merek motor mo matik ato yang konvensional ttep aj bkn tandingan...klo mo tnang ngadepin banjir bli aj motor trail...

chris mengatakan...

yg pasti skywave skrg sudah byk...
kita sudah buat komunitas skywave koq dimilist atau forum

milis kita di SkywaveOwnerClub@yahoogroups.com

forum kita di
http://swim.freeforums.org/index.php

Unknown mengatakan...

nyaman banget bro mengendarai skywave 125, gw ud nyoba surabaya malang sampai 100 km/jam masih anteng aja tuh, kesimpulan gw gak rugi nih gw beli skywave jadi kangen terus sama bodinya yang aduhai

Anonim mengatakan...

Dah 8 bulan pakai skywave tapi masih terasa nyaman. Ngga enanya cuma kalau lagi parkir (sulit sekali geser ban belakang dengan cara diangkat)

Anonim mengatakan...

motor matic mau yamaha, honda, suzuki yg lampunya nempel dibody bikin celaka. saya dan teman pergi ke pangandaran berangkat jam 22. wib malam dr kota kuningan teman sy pakai vario karena didaerah sebelum ciamis/kawali masuk jalan belok2 areal hutan tiba2 motor vario teman sy pas belok kanan langsung masuk jurang untung ia bisa loncat yah motor hancur katanya pada saat jalan belok ngak kelihatan karena lampu masih lurus tapi stang udah belok.

Anonim mengatakan...

(quote)
motor matic mau yamaha, honda, suzuki yg lampunya nempel dibody bikin celaka. saya dan teman pergi ke pangandaran berangkat jam 22. wib malam dr kota kuningan teman sy pakai vario karena didaerah sebelum ciamis/kawali masuk jalan belok2 areal hutan tiba2 motor vario teman sy pas belok kanan langsung masuk jurang untung ia bisa loncat yah motor hancur katanya pada saat jalan belok ngak kelihatan karena lampu masih lurus tapi stang udah belok.

norak amat ..
gag bisa pake CBR,RR atau moge2 lain yang lampunya nempel di fairing donx .. payah .

Anonim mengatakan...

Pernah coba turing di sumatera bro?? Kalo saya pernah di sumatera, tp blm tau kondisi di jawa. Umumnya menurut saya kondisi jalan.di indonesia dibikin asal asalan tanpa memperhitungkan aspek keselamatan pengendara, kalo di negara lain (maju) ada rumusnya bikin jalan berapa lebarnya dan berapa sudut kemiringan jalan, berapa sudut belokannya, juga di daerah belokan harus bisa melihat brp meter disisinya tanpa terhalang. Jadi menurut saya kalo mau aman turing pake motor memang harus pake motor yg lampu utamanya gak "bego".